Menutup Tahun 2023, Plt Kepala ANRI Sampaikan Capaian Kinerja Kearsipan Nasional
Plt Kepala ANRI Imam Gunarto |
JAKARTA – Menutup tahun 2023, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyampaikan sejumlah pencapaian kinerja kearsipan. Dimana kinerja kearsipan nasional 2023 dapat dilihat dari tiga program yakni tertib arsip, transformasi digital kearsipan dan Memori Kolektif Bangsa (MKB).
Pada Refleksi Akhir Tahun 2023 Menuju Tahun 2024 yang digelar secara daring Jumat (29/12/2023), Plt Kepala ANRI Imam Gunarto mengatakan untuk kinerja tertib arsip, hingga akhir 2023 pencapaiannya belum terlalu menggembirakan, khususnya di tingkat daerah baik kabupaten maupun kota.
Berdasarkan data, Kementerian/Lembaga telah 94,19% berkinerja minimal baik dan tingkat digitalisasi mencapai 97 %. Untuk tingkat provinsi kinerja minimal baik mencapai 82,35 %, dan tingkat digitalisasi 88%. "Namun kabupaten/kota baru mencapai 35 % dan tingkat digitalisasi juga baru mencapai 35,99%. PTN baru dilakukan pengawasan terhadap 18 PTN dengan 61 % baik atau lebih, sedangkan BUMN baru dilakukan pada 5 dengan hasil 100% baik atau lebih," kata Imam.
Dari aspek atau unsur yang diawasi yaitu kebijakan, pembinaan, pengelolaan arsip dan SDM, maka yang perlu lebih mendapatkan perhatian serius adalah aspek pengelolaan arsip baik dinamis maupun statis, yang rata-rata baru mencapai nilai 65 dari 100. Akreditasi kearsipan baru dilakukan terhadap 69 lembaga atau instansi,” kata Imam.
Akibat tertib arsip yang masih rendah ditingkat kabupaten/kota, masih sering terjadi aset milik negara dan daerah yang lepas dipersengketakan. “Penertiban arsip untuk mendukung pemberantasan mafia tanah yang terus gencar dilakukanpun,” tegasnya.
Kemudian untuk transformasi digital, ANRI kata Imam telah melakukan tiga strategi penting yakni Implementasi SRIKANDI, SIKN-JIKN dan Digitisasi Arsip Lama. Implementasi SRIKANDI pada tahun 2023 mencapai 616 K/L/D atau 87,91 % dari 703 K/L/D. Jumlah pengguna aplikasi mencapai 2.981.177 orang, dengan jumlah arsip sebanyak 46.226.344 arsip tersimpan di pusat data nasional.
Implementasi SRIKANDI ini lanjut Imam telah membawa dampak efisiensi sekitar Rp 2,5 triliun dan memiliki dampak lingkungan yaitu 11.556 pohon usia 5 tahun tidak perlu ditebang. Juga berdampak meningkatkan akuntabilitas kinerja pemerintah, transparansi dan meningkatnya kualitas pelayanan publik.
Sedang untuk SIKN-JIKN saat ini sudah memiliki
anggota sebanyak 444 instansi,
naik 104 dari 2023 sebanyak 340 simpul jaringan. Total kunjungan dan layanan melalui JIKN
mencapai 7.078.797 kali. “Versi baru SIKN-JIKN saya
berharap menjadi akselerator JIKN menuju sejuta arsip,” katanya.
Lalu untuk program Memori Kolektif Bangsa (MKB) diakui Imam penyelamatan dan pelestarian arsip statis dan arsip covid 19 sebagai memori kolektif bangsa di tingkat pusat (ANRI) di tahun 2023 mencapai 48.860 arsip. Penyelamatan arsip penanganan covid 19 sebagai bahan akuntabilitas kinerja setelah terbitnya Perpres No 17 Tahun 2023 tentang pengakhiran status pandemi harus terus digeber oleh lembaga kearsipan untuk dilestarikan sepanjang masa.
Untuk registrasi MKB dan MoW pada tahun 2023 berjalan cukup menggembirakan. Hingga tahun 2023 kekayaan arsip dan naskah Indonesia yang telah diakui oleh dunia adalah 11 arsip untuk MoW dan 2 Arsip untuk MowCap. MKB 2022 sebanyak 5 khasanah, dan di tahun 2023 sebanyak 12 khasanah. Di putaran ke depan sudah lebih dari 20 khasanah yang antri di daftarkan.
Perubahan Medan Kearsipan
Lebih lanjut Imam mengingatkan bahwa lingkungan strategis yang berkembang pada saat ini mempengaruhi medan perang kearsipan yang sudah sangat berubah, eksponensial. Sebagian besar peraturan perundang-undangan, standar, dan aturan main penyelenggaraan kearsipan harus diperbaharui untuk menjaga kekinian, keakuratan, validitas, autentisitas dan ketergunaan arsip dan informasi yang dihasilkan.
Beberapa hal yang terkait dengan lingkungan strategis yang menonjol, adalah pertama, perkembangan TIK terkini, seperti Artifisial Intelligent hingga Chat GPT, Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), Teknologi 5G, Cybersecurity, Edge/Cloud Computing, robotic, metaverse dan lain-lain memberangus kerja-kerja arsiparis konvensional, menggeser platform analog yang bersifat padat karya menjadi serba efisien dan nir-manusia. Penyelenggaraan kearsipan pun berubah total, semakin kompleks dan rumit, kadang sulit diterka arahnya.
“Oleh karena itu kita harus membangun budaya adaptif. Berubahlah dari diri sendiri, jadilah agent yang mengubah cara kerja masa lalu menjadi masa kini dengan wawasan masa depan,” ujar Imam.
Kedua, hiruk pikuk pemilu serentak dalam beberapa bulan terakhir ini. Para pejuang kearsipan harus waspada dan tetap teguhlah menjadi pejuang kearsipan. Mengendalikan, mengelola, menyelamatkan, melestarikan, melayankan informasi dan kearsipan kepada masyarakat dengan semangat keadilan.
Ketiga, lingkungan strategis di bidang pemerintahan, yaitu implementasi RB Tematik yang menekankan pada pelaksanaan RB yang langsung berdampak untuk masyarakat, yakni pengentasan kemiskinan, peningkatan investasi, percepatan prioritas actual presiden (stunting), dan digitalisasi administrasi pemerintahan.
Keempat, lingkungan strategis yang juga bersifat internasional berkaitan dengan berbagai
peristiwa geopolitik dan konstelasi perebutan pengaruh dan dominasi antar
negara. Contoh seperti perang Ukraina dan Rusia, kemudian Israel dan Hamas di
Palestina yang masih memanas, ketegangan di Laut Cina Selatan.
Semua peristiwa di dunia kata Imam, memberikan pengaruh langsung maupun tidak langsung kepada situasi domestik Indonesia, baik yang berkaitan dengan perebutan dominasi negara-negara super power, perebutan dan penguasaan sumber-sumber kekayaan alam dan lainnya. “Tantangan kita adalah, bagaimana kita mengelola arsip dan kearsipan untuk mempertahankan kedaulatan NKRI, mendorong performance negara agar lebih berdaya saing di antara negara-negara yang saling berebut dominasi,” ujarnya.
Menurut Imam, untuk keningkatkan efisiensi dan aksesibilitas arsip, harus menggunakan cara baru dalam kearsipan yang bersumber pada kekuatan piker dan imajinasi. Setidaknya ada 4 cara yang bisa digunakan yakni mengevaluasi kembali rantai nilai untuk meningkatkan kualitas layanan kearsipan, secara berkala mengkoneksikan kembali dengan pelanggan, mampu mengimajinasikan bisnis kearsipan masa depan dan membangun kembali organisadi dan system kerja kearsipan.
Lebih lanjut Imam mengakui bahwa program penguatan lembaga kearsipan provinsi sebagai wakil pemerintah pusat untuk melakukan pembinaan di daerah kabupaten/kota belum berhasil maksimal karena upaya pengalokasian dana dekonstrasi belum berhasil di tahun 2023 dan 2024. “Saya secara khusus meminta maaf atas kegagalan dalam memperjuangan dana dekonsentrasi tersebut,” katanya.
Ia juga berharap penguatan lembaga kearsipan kabupaten/kota untuk mendorong tertib arsip dan sejarah desa yang digulirkan oleh ANRI dengan Kemdesa PDTT harus terus digeriapkan sebagai sebuah gerakan masyarakat desa. Dan penguatan arsip perguruan tinggi (university archives) juga harus terus ditingkatkan.
Kolaborasi menurut Imam menjadi kunci penting, baik dengan lembaga dalam negeri maupun luar negeri. Pembentukan dan penguatan asosiasi kepala lembaga kearsipan daerah, asosiasi perusahaan daerah, asosiasi arsiparis dan sejenisnya menjadi penting perannya, karena dapat bermitra dengan ANRI sebagai pembina kearsipan nasional.
"Penguatan peran Indonesia di organisasi
internasional seperti ICA, SARBICA, dan SEAPAVA terus dilakukan dengan
menempatkan Arsiparis Indonesia sebagai jajaran pengurus. Insiatif Indonesia
dalam pembentukan forum Arsip Nasional Negara-Negara Perpenduduk Muslim juga
terus didorong untuk segera terwujud," tandas Imam. (inung)
Post a Comment