Menjadi Guru Tamu di SMKN 3 Jakarta, Wadek 1 FISIP UHAMKA Sampaikan Pentingnya Pengelolaan Acara dan Keprotokolan
Wadek 1 FISIP UHAMKA Nurlina Rahman S.Pd, MSi berfoto bersama guru dan siswa peserta Pembekalan Kompetensi Siswa. (ist) |
JAKARTA – Guna membekali siswa keterampilan kerja agar dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), SMK Negeri 3 Kemayoran Jakarta Pusat kembali mendatangkan Wakil Dekan 1 FISIP Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Nurlina Rahman, S.Pd, M.Si sebagai guru tamu dalam program Pembekalan Kompetensi Siswa Kelas XII Program Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran (OTKP) khususnya Tata Perkantoran (Sekrestaris). Program guru tamu yang diikuti oleh puluhan siswa tersebut dilaksanakan selama dua hari berturut-turut yakni 10-11 Januari 2024.
Program guru tamu merupakan kebijakan sekolah sekaligus program kurikulum SMK Pusat Keunggulan. Program ini merupakan pembaharuan kurikulum lama yang disesuaikan dengan kondisi terkini yang dibutuhkan para siswa sebelum memasuki dunia kerja.
Membawakan materi “Event Management Mengelola Acara dalam Tugas dan Fungsi Tata Perkantoran”, Nurlina yang sudah langganan menjadi guru tamu di beberapa sekolah di DKI Jakarta tersebut tidak hanya membekali keterampilan kerja yang dibutuhkan oleh siswa tetapi juga memberikan gambaran bagaimana budaya dan suasana kerja yang tentunya berbeda dengan masa-masa sekolah. “Jadi mentalitas siswa agar menjadi individu yang siap kerja juga harus mulai dibentuk,” katanya.
Salah satu keterampilan kerja yang penting dan sangat dibutuhkan menurut Nurlina adalah kemampuan seseorang untuk mengelola acara (event management). “Saya ingin siswa paham dulu apa itu sebenarnya event management. Karena dalam keseharian ketika siswa mengikuti sebuah event, dia sebenarnya belum paham bahwa dibalik sukses sebuah event, ada ilmu mengelola yang menjadi kunci suksesnya sebuah event,” jelasnya.
Event management itu sendiri lanjut Nurlina adalah sebuah seni mengelola kegiatan untuk memenuhi target yang akan dicapai seseorang, kelompok, atau organisasi. Kegiatannya meliputi tahapan persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.
Event management memiliki kaitan yang erat dengan keprotokolan. Mengingat untuk mengatur berjalannya sebuah acara, event organizer perlu mengikuti aturan-aturan tertentu. Ini artinya bahwa event organizer harus memahami ilmu protokoler.
Diakui Nurlina, banyak orang menganggap bahwa ilmu keprotokolan hanya dapat digunakan untuk acara-acara formal yang dihadiri pejabat pemerintah ataupun untuk acara-acara resmi kenegaraan saja. Padahal ilmu keprotokolan dapat dituangkan ke dalam berbagai kegiatan.
Lebih lanjut Nurlina mengatakan kegiatan keprotokolan pada saat ini merupakan sesuatu kebutuhan yang penting, baik itu dikalangan pemerintah maupun swasta. Oleh sebab itu para petugas protokol perlu mengerti dan memahami tentang Undang-undang maupun Peraturan-peraturan yang berlaku dan dipergunakan sebagai dasar pelaksanaan tugas, khususnya pada acara-acara kenegaraan, maupun acara-acara yang sifatnya resmi.
Nurlina Rahman saat memberikan materi pada siswa SMKN 3 Jakarta (ist) |
“Para petugas protokol di lapangan ini fungsi utamanya adalah melaksanakan apa yang telah direncanakan oleh pimpinan dan merupakan koordinator bila timbul permasalahan baru diluar rencana akibat kondisi yang berbeda. Karena itu petugas protokol harus dibekali dengan sifat kepemimpinan yang baik,” tegasnya.
Nurlina yang dibantu dua mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UHAMKA yakni Rusdy Afdillah Fajri mahasiswa pemInatan Public Relations dan Rizka Octaviana dari peminatan Broadcasting, juga menjelaskan ruang lingkup kegiatan keprotokolan, tugas protocol, syarat protocol, hingga pengembangan petugas protocol.
Nurlina menyampaikan pembekalan kepada siswa tidak hanya berupa teori tetapi sekaligus juga praktik lapangan. Para siswa diajak untuk merencanakan sebuah event, menyusun agenda acara secara detail menurut etika keprotokolan yang mesti menguraikan essensi dasar dari tata cara, tata krama, juga aturan-aturan dan rumus-rumus dalam menerapkan acara di setiap tahapannya. Selain itu siswa ditugasi menyusun tata krama naskah acara yang menjadi pegangan pembawa acara/pewara (MC).
“Siswa kami ajak langsung praktik, mengorganisir event sekaligus menjadi bagian dan tim yang bertugas di setiap mata acara dengan menerapkan tata tempat, tata letak, aturan yang mesti dilakukan dalam menerapkan etika protokol termasuk menjadi tim petugas acara pewara agar mereka semakin paham,” kata Nurlina.
Kegiatan menjadi guru tamu di SMK Negeri 3 Kemayoran bagi Nurlina merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun oleh Nurlina dengan melibatkan mahasiswa sebagai bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Sementara itu, Dra. Emmi Pasaribu, M.Pd, Ketua Program Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran (OTKP) SMKN 3 Jakarta dalam sambutannya mengatakan tahun ini SMK N 3 Jakarta kembali menggelar pelatihan peningkatan kompetensi siswa berupa public speaking yang diikuti siswa program OTKP dengan tema yang dipilih adalah keprotokolan.
“Adapun tujuan diselenggarakannya pelatihan public speaking adalah untuk mengaktualisasi diri siswa agar semakin percaya diri,” katanya.
Emmi berharap dengan mengikuti kegiatan pelatihan public speaking, siswa mampu menetralisasi ego mereka sehingga kecemasan, ketakutan, kurang percaya diri kelak dapat diatasi. Siswa semakin percaya diri dan bebas menyampaikan pendapatnya, merasa nyaman, dan ekspresi diri sesuai karakter seutuhnya.
“Semua hal tersebut sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan hidup mereka pada masa mendatang,” tambah Emmi.
Menurut Emmi, sesungguhnya banyak pelajar mempunyai kecerdasan yang tinggi di bidang akademis, namun mereka seringkali malu, minder, tidak percaya diri dan merasa tak mampu terutama jika diminta untuk mempresentasikan/menjelaskan ide-ide mereka di depan umum.
“Sehubungan dengan rasa percaya diri tersebut maka kami membuat program pelatihan public speaking setiap tahunnya,” lanjutnya.
Sesungguhnya belajar public speaking kata Emmi tidak membutuhkan bakat khusus, bahkan lebih mudah dibanding belajar berenang atau pun belajar beladiri. Setiap orang normal pasti bisa menjadi seorang presenter/pembicara yang terampil jika ia mau membuka diri untuk berlatih secara sungguh-sungguh dengan bimbingan terarah dari mentor/guru yang tepat.
“Semoga dengan pelatihan public speaking ini, siswa SMK Negeri 3 Jakarta khususnya jurusan Manajemen Perkantoran, semakin percaya diri berbicara di depan public,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Nurlina Rahman, selaku Wadek I Fisip UHAMKA, yang sudah bersedia menjadi narasumber pada kegiatan pelatihan public speaking. Materi disampaikan dengan jelas, lugas menarik mudah dipahami siswa. Dalam waktu 2 hari materi disampaikan sangat bervariasi sehingga siswa merasa betah bahkan tidak ada yang beranjak dari tempat duduknya walau sudah sore hari.
“Sebagai langkah selanjutnya, kami juga berharap kerjasama ini dapat berlanjut selama siswa-siswa kami membutuhkan public speaking,” tutup Emmi.
Post a Comment