Tim Dokter RSUP Fatmawati Berhasil Lakukan Operasi Transplantasi Ginjal
Keterangan pers terkait keberhasilan operasi transplantasi ginjal oleh tim dokter RSUP Fatmawati. |
JAKARTA - Untuk pertama kalinya, tim dokter RSUP Fatmawati Jakarta berhasil melakukan operasi transplantasi ginjal. Operasi yang dilakukan pada Senin (22/01/2024) terhadap pasangan donor dan resipien ibu dan anak tersebut dilakukan oleh tim dokter RSUP Fatmawati yang melibatkan dokter spesialis dari berbagai disiplin ilmu.
“Alhamdulillah, ini pertama kali RSUP Fatmawati melakukan operasi transplantasi organ ginjal. Semua berjalan lancar mulai dari persiapan yang memakan waktu 4 bulan hingga hari pelaksanaan operasi,” kata Plt Dirut RSUP Fatmawati dr. Mohammad Syahril, Sp.P., MPH.
Operasi transplantasi ginjal tersebut dilakukan pada pasangan donor dan resipien satu keluarga yaitu seorang ibu (41 tahun) yang mendonorkan ginjal kiri kepada anak perempuannya (20 tahun). Transplantasi ginjal ini merupakan bagian dari program pengampuan layanan urologi-nefrologi yang digaungkan oleh Kementerian Kesehatan guna memeratakan layanan Kesehatan di seluruh Indonesia.
Diakui dr Syahril untuk melakukan operasi transplantasi ginjal, persiapan yang dilakukan tim dokter sangat cermat. Mulai dari pembentukan Tim Transplantasi Organ RSUP Fatmawati, pelatihan dokter baik di dalam maupun luar negeri, persiapan sarana dan prasarana, penyiapan pasien baik pendonor maupun penerima donor hingga aspek medicolegal. Pelatihan di dalam negeri dilakukan dalam bimbingan Tim Transplantasi Ginjal RSUPN Cipto Mangunkusumo sebagai pengampu nasional dan pelatihan di luar negeri dilakukan melalui ikatan Kerjasama dengan Seoul National University Hospital (SNUH) Korea Selatan.
“Kami mengirimkan tim dokter untuk pendalaman keilmuan dan ketrampilan, karena SNUH merupakan salah satu institusi yang mencatat kesuksesan tinggi untuk tindakan transplantasi ginjal,” jelas dr Syahril.
Sedang untuk sarana dan prasarana, RSUP Fatmawati telah mendirikan Klinik Transplantasi Organ dan Jaringan Khusus untuk pasien calon transplantasi. Laboratorium RSUP Fatmawati juga telah dilengkapi dengan pemeriksaan CDC Crossmatch, HLA-typing dan pemeriksaan Donor Specific Antibody yang diperlukan pasangan donor dan resipien transplantasi guna meminimalisir risiko penolakan (rejeksi). Bahkan RSUP Fatmawati juga telah memperbaiki dan membangun ICU maupun ruang rawat tekanan positif untuk meminimalisir risiko infeksi pada resipien maupun pendonor pada periode pre dan post operasi.
Kelengkapan administrasi yang merupakan suatu hal penting juga sudah dipenuhi seperti kelengkapan berbagai dokumen penunjang yang merupakan syarat untuk dapat menyelenggarakan tindakan transplantasi. “Pada akhir November 2023, RSUP Fatmawati telah mendapatkan rekomendasi dari Komite Transplantasi Nasional atau KTN dan ditetapkan sebagai rumah sakit penyelenggara transplantasi ginjal oleh Kemenkes,” ujar dr Syahril.
Di tempat yang sama Ketua Tim Transplantasi Ginjal RSUP Fatmawati, dr. Elizabeth Yasmine Wardoyo, SpPD, KGH, FINASIM menjelaskan operasi transplantasi ginjal dari pendonor seorang ibu untuk resipien seorang anak dilakukan sejak pukul 09:00 hingga pukul 13:00 WIB. Operasi berjalan dengan lancar dan kedua pasien dalam kondisi stabil.
“Resipien yang merupakan perempuan berusia 20 tahun mengalami gagal ginjal sejak Oktober 2023 akibat penyakit glomerrulonefritiskronik atau peradangan ginjal,” katanya. Sebelum operasi dilakukan, keduanya telah menjalani berbagi tahapan pemeriksaan berupa pemeriksaan oleh dokter konsultan ginjal hipertensi, wawancara oleh tim hukum dan advokasi hingga mendapatkan rekomendasi. Keduanya juga menjalani pemeriksaan penunjang serta konsultasi dengan spesialis dan subspesialis dari berbagai disiplin itu,” jelas dr Yasmine.
Disamping itu, resipien telah menjalani serangkaian vaksinasi untuk mencegah kejadian infeksi pascatransplantasi. Setelah mendapatkan rekomendasi dari tim, kemudian dilakukan pemeriksaan medis yang mendalam mengenai struktur dan fungsi ginjal donor dan resipien. Baru kemudian dilakukan vaksinasi kepada resipien yang memakan waktu sekitar dua bulan.
Saat ini ada 3 pasien calon transplaantasi ginjal yang sudah mengantre di RSUP Fatmawati. Pasien-pasien calon resipien tersebut adalah pada penderita inflamasi atau peradangan ginjal stadium 5.
Diakui dr Yasmine, banyak orang yang tidak tahu gejala awal peradangan ginjal sehingga pada akhirnya abai dan datang ke layanan kesehatan sudah stadium 5. Padahal untuk mengetahui gejala awalnya cukup mudah yakni kencing yang berbusa. “Biasanya penderita autoimun pada usia muda,” jelasnya.
Pasca operasi kata dr Yasmine, pasien donor sudah dipindah di ruang rawat sedang resipien masih berada di ruang ICU khusus sampai kondisi dinyatakan stabil untuk dipindah ke ruang perawatan biasa. Untuk diketahui, operasi transplantasi ginjal di RSUP Fatmawati bisa dilakukan dengan tanggungan BPJS Kesehatan, asuransi swasta maupun biaya mandiri. Total biaya yang dibutuhkan mulai dari persiapan hingga selesai operasi sekitar Rp700 juta hingga Rp 1 miliar.
Post a Comment