Dewan Pakar Golkar Beberkan Kemungkinan Alasan Airlangga Mundur, Bisa Tsunami Politik
Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar di Jakarta, Minggu (11/8/2024). (Foto: setkab.go.id)
JAKARTA -- Anggota Dewan Pakar Golkar, Palar Batubara, membeberkan penilaiannya atas sejumlah kemungkinan alasan Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar.
"Nah, mungkin menjadi pertanyaan something wrong, ada sesuatu. Atau mungkin Airlangga sudah sadar akan dirinya, sadar 'Oh, saya di rel yang salah', itu bisa juga alasan dia mengundurkan diri, atau setelah dia tidak bisa lagi ‘diatur’, dia ditekan untuk mengundurkan diri," ujar Palar usai acara peluncuran buku biografinya berjudul '75 Tahun Bang Palar Batubara, Jiwa Sang Patriot' sekaligus syukuran 75 tahun usianya di Jakarta Selatan, Minggu (11/8/2024), seperti dikutip dari Antara.
Palar menilai ada "sesuatu" di balik mundurnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) RI itu dari kursi pimpinan Partai Golkar sebab penentuan Ketum Partai Golkar sedianya diputuskan melalui Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar setiap 5 tahun sekali. "Kalau sampai dia mundur, berarti ada 'sesuatu' seperti yang saya katakan tadi," cetusnya.
Palar bahkan menilai peristiwa mundurnya Airlangga sebagai Ketum Partai Golkar sebagai tsunami politik. Apabila tidak dimitigasi dapat berdampak lebih luas pada partai politik lainnya di Tanah Air.
Hal itu, kata Palar, karena Partai Golkar sebagai salah satu partai politik yang cukup dewasa dan besar pun bisa dihantam oleh peristiwa demikian.
"Kalau seperti sekarang ini sudah terjadi tsunami politik, kita inginkan tsunami politik enggak sampai berdampak pada hal-hal yang lain. Akan tetapi, kalau tsunami politik ini juga tidak bisa di-manage dengan baik ini akan terjadi ke partai-partai politik yang lain," jelas Palar.
Sebelumnya, Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar di Jakarta, Minggu (11/8/2024).
Dalam video resmi yang disiarkan Partai Golkar, Airlangga menjelaskan alasan dia mundur karena ingin menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Presiden RI Joko Widodo ke pemerintahan Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2024.
(nnn)
Post a Comment