Hari Raya Imlek, Terpengaruh dengan Agama Konghucu

 
JAKARTA - Hari Raya Imlek adalah perayaan tahun baru dalam kalender Tionghoa yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. 

Perayaan ini memiliki sejarah yang panjang dan kompleks, dan terkait erat dengan agama Konghucu.

Perayaan Hari Raya Imlek memiliki sejarah yang panjang dan kompleks. Berikut adalah ringkasan singkat tentang sejarah perayaan ini:

1. Asal-usul 
Perayaan Hari Raya Imlek berasal dari zaman Dinasti Shang (1600-1046 SM), ketika masyarakat Tionghoa masih menggunakan kalender bulan.

2. Kalender Tionghoa 
Kalender Tionghoa adalah kalender lunisolar, yang berarti bahwa kalender ini berdasarkan pada siklus bulan dan matahari. 

Kalender ini memiliki 12 bulan, dengan setiap bulan memiliki 29 atau 30 hari.

3. Tahun Baru 
 Perayaan Hari Raya Imlek awalnya dirayakan sebagai perayaan tahun baru dalam kalender Tionghoa. Perayaan ini dirayakan pada hari pertama bulan pertama dalam kalender
 Tionghoa.

4. Pengaruh Agama Konghucu
Agama Konghucu memiliki pengaruh besar terhadap perayaan Hari Raya Imlek. Konghucu (551-479 SM) adalah seorang filsuf Tionghoa yang mengembangkan ajaran tentang moralitas, etika, dan pemerintahan yang baik. 

Ajaran Konghucu menekankan pentingnya menghormati leluhur, mempertahankan tradisi, dan menjaga keseimbangan alam.

Apakah Konghucu Termasuk Agama Berhala?

Konghucu bukanlah agama berhala dalam arti bahwa pengikut Konghucu tidak menyembah patung atau dewa-dewa.

Namun, Konghucu memiliki beberapa aspek yang mirip dengan agama berhala, seperti:

1. Menghormati leluhur 
Pengikut Konghucu menghormati leluhur mereka dan mempertahankan tradisi yang telah diwariskan.

2. Menggunakan ritual dan upacara
 Pengikut Konghucu menggunakan ritual dan upacara untuk menghormati leluhur dan mempertahankan keseimbangan alam.

3. Menggunakan simbol dan lambang Pengikut Konghucu menggunakan simbol dan lambang, seperti lambang yin-yang, untuk menggambarkan prinsip-prinsip alam.

Namun, Konghucu tidak menyembah patung atau dewa-dewa, dan ajaran Konghucu lebih menekankan pada moralitas, etika, dan pemerintahan yang baik.

Agama Konghucu bukan agama berhala. Agama Konghucu merupakan agama monotheis, yaitu agama yang mempercayai satu Tuhan. 

Agama Konghucu mengakui adanya Tuhan yang disebut Thian. Thian adalah Tuhan Yang Maha Esa yang maha sempurna dan pencipta alam semesta. 

Dalam kitab suci agama Konghucu, ada beberapa sebutan untuk Tuhan, seperti Huang Tian, Min Tian, dan Shang Di. 

Umat Konghucu tidak menyembah patung-patung yang ada di klenteng.  Ajaran Konghucu lebih menekankan pada hubungan sesama manusia, etika, moralitas, dan keselarasan sosial.  Agama Konghucu merupakan salah satu agama resmi di Indonesia.

Kata berhala dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagai kata benda memiliki arti patung dewa, kemudian penggunaan kata berhala meluas menjadi makhluk/benda (matahari, bulan, malaikat, hewan) apa saja yang disembah selain perintah Allah adalah termasuk dalam kategori berhala.

Berhala adalah objek atau konsep yang dianggap lebih penting daripada Tuhan. Berhala dapat berupa benda buatan, patung, atau gambar yang disembah, dipuja, atau didewakan. 

Dalam agama Islam, berhala adalah objek yang didewakan, disembah, atau dipuja yang dibuat oleh tangan manusia. Berhala dapat berupa makhluk hidup atau benda.

Sementara dalam Agama Kristen (Alkitab/Injil) erintah Tuhan 
alam Kitab Keluaran dan Kitab Ulangan, Tuhan melarang umat-Nya untuk menyembah patung atau dewa-dewa lain. Perintah ini tertulis dalam:

1. Keluaran 20:3-5: "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi."

2.  Ulangan 5:7-9: "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi."

Perintah ini menekankan pentingnya menghormati Tuhan sebagai satu-satunya Allah yang benar, dan melarang umat-Nya untuk menyembah patung atau dewa-dewa lain. (dari berbagai sumber/ Lasman)
Diberdayakan oleh Blogger.